Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Andry
Gunarso mengatakan, untuk mengatasi kekerasan dalam pendidikan, pendidik
harus mampu mengubah perilaku tidak hormat siswa dan mengajarkan sikap
positif kepada para siswa untuk saling menghargai keberadaan individu
yang unik dan berbeda.
Namun, ujar Andry, ini hanya mungkin
dilakukan bila seluruh pemangku kepentingan, seperti guru dan orangtua
memiliki keterampilan membaca tanda-tanda kekerasan dalam lingkungan
mereka. "Pengetahuan, disertai keterampilan yang memadai akan membantu para
pendidik untuk mengantisipasi maraknya budaya kekerasan dalam
pendidikan," ujarnya, Rabu, (1/10).
Kultur yang baik dan
positif, ujar Andry, hanya bisa dibentuk bila seluruh individu yang
terlibat dalam lembaga pendidikan menyadari pentingnya penghargaan
terhadap tiap individu. "Apapun keadaan dan perbedaannya setiap
individu berhak dihargai dan dihormati keberadaannya," ujarnya.
Sikap-sikap
seperti ini, kata Andry, yang harus dikembangkan di berbagai sekolah.
Jika setiap individu di sekolah mempunyai sikap menghargai satu sama
lain termasuk guru, orangtua siswa, dan siswa maka kultur kekerasan bisa
dikikis.
Title | Guru-Orangtua Bisa Kikis Kultur Kekerasan dalam Pendidikan |
Rating | 5 |
Reviewer | Unknown |